Teori Kepribadian Menurut Ludwig Klages
A. PENGANTAR
Ludwig Klages adalah
seorang tokoh yang terkenal dalam bidang psikologi maupun filsafat. Sampai saat
ini , oleh para ahli continental terutama, Klages masih dipandang sebagai
peletak dasar psikologi kepribadian modern dan karya utamnya adalah Prinzipen der
Charakterologie.
Berbicara
mengenai cara pendekatan, Klages digolongkan memakai cara pendekatan pensifatan
dan menentang cara pendekatan tipologis. Cara pendekatan tipologis tidak
memuaskan Klages karena tidak dapat memenuhi fungsinya untuk memahami sesama
manusia. Menurut Klages para ahli tipologis sudah merasa puas memasukkan
manusia ke dalam golongan atau tipe tertentu berdasarkan karakteristik yang
dimilikinya.
Cara
kerja yang demikian itu dipandang oleh Klages terlalu kasar atau terlalu
dangkal, sebab sifat-sifat yang disebut pada masing-masing tipe hanya sifat-sifat
pada garis besar saja, sehingga sifat khas individualnya terabaikan.
Jadi
menurut Klages cara pendekatan tipologis itu orang tidak dapat mendekati
kepribadian secara layak.Masing-masing orang haruslah didekati dan dihadapi
menurut apa adanya, karena tidak ada dua orang yang benar-benar sama
kepribadiannya. Karena dasar pikiran yang demikian Klages ingin menyusun teori
kepribadian yang dapat digunakan untuk mendekati sifat-sifat kepribadian
manusia sampai garis-garis kecilnya.
B. ASPEK-ASPEK
KEPRIBADIAN
Klages mengemukakan bahwa
ada 3 aspek kepribadian itu yaitu :
1. materi atau bahan ( Stoff
)
2. stuktur ( Struktrur )
3. kualitas atau sifat (
Artung )
Kecuali tiga aspek
tersebut Klages masih mengemukakan satu aspek lagi yaitu
4. tektonik atau bangun
1. Materi Kepribadian
Materi berisikan semua
kemampuan ( daya ) pembawaan beserta talent-talentnya (
keistimewaan-keistimewaannya ). Materi ini merupakan modal pertama yang
disediakan oleh kodrat utuk dipergunakan dan diperkembangkan oleh manusia.
Pembedaan antara ingatan
dan daya mengenang kembali
1). Ingatan ( gedachtcnis, geheugen, memory
)
Ingatan adalah suatu kenyataan vital,
daya untuk mengingat kembali kesan-kesan dan membandingkan kesan-kesan yang lama
sreta yang baru.
Ingatan
berfungsi tanpa disadari dan tanpa ingatan proses kerohanian tak akan dapat
berfungsi apa-apa.
Jadi
singkatnya ingatan ini memungkinkan manusia untuk :
mengingat kembali (
recognition )
mengingat kebiasaan
tingkah laku
mempunyai harapan-harapan
akan kesan-kesan yang akan diterimanya
mengenangkan kesan-kesan
yang keliru sebagai akibat daripada jarak waktu
berfantasi.
2). Daya
mengenang atau mengingat kembali ( erinnerungsvermogen, the capacity of
recollection, herinneringsvermogen )
Daya mengenang kembali ini dibedakan dari
ingatan berdasarkan atas kenyataan bahwa kedua hal tersebut adanya pada
seseorang individu belum tentu mempunyai korelasi positif.
Berdasarkan
hal-hal yang dikenang atau diingat kembali daya ini dapat dibedakan:
a) Jenis pengalaman
kisah-kisah atau peristiwa-peristiwa
b) Jenis benda-benda atau
objek
Atas dasar intensitas
ingatan ditambah dengan jenis-jenis kenangan akan diketemukan adanya
bermacam-macam variasi kepribadian. Sehingga dalam materi ini oleh Klages
dimasukkan kecakapan untuk menerima kesan-kesan. Kecakapan untuk menerima
kesan-kesan sangat erat hubungannya dengan kesan-kesan atau tanggapan-tanggapan
yang telah ada. Sehingga menurut Klages tanggapan ini dibedakan menurut :
(1) Kuantitas tanggapan
Hali ini dapat dikenal dari apa yang
dinyatakan keluar oleh seseorang. Ada orang yang memiliki perbendaharaan kata
yang penuh sekali dan ada orang yang memilki perbendaharaan kata yang kosong
atau minim. Penuh atau kosongnya tanggapan seseorang sedikit banyak akan
berpengaruh terhadap kepribadian orang tersebut, akan tetapi belum mengatakan
apa-apa tentang kepribadian seseorang.
(2) Kualitas tanggapan
Dalam hubungan dengan kualitas tanggapan
ini Klages membedakan adanya perbedaan-perbedaan antara :
hangat ( panas) dan
dingin
hidup ( segar ) dan
kering
sensualitas dan
spiritualitas
lahiriah dan batiniah
(3) Dinamika tanggapan
Derajat dinamika menjadi salah satu aspek
yang menimbulkan perbedaan-perbedaan dalam tanggapan. Ada orang yang dengan
susah payah menahan tanggapan yang ingin cepat-cepat mau hilang saja dan
sebaliknya ada orang yang sukar menghilangkan tanggapan-tanggapan yang
sebenarnya tak diinginkan dalam kesadarannya. Derajat dinamika tanggapan ini
menentukan sifat yang oleh Klages disebut ringan berat.
(4) Kualitas-kualitas
Tanggapan
Klages membedakan antara dalam dan dangkal penerimaan kesan baru.Ada
orang yang menerima kesan dengan sedalam-dalamnya dengan alam batinya pemegang
peran utama yang disebut golongan instropektif ( lebih mementingkan alam
batinnya sendiri ) dan ada orang yang menerima kesan dari luar hanya bersifat
dangkal-mendatar,ekstensif yang disebutgolongan
ekstropektif.
3). Daya
dan arah (arah dalam ) memahami kesan-kesan ( faccultiies for impressions and
directions of apprehension, indruks aanlegen waarnemingspunting )
Dalam hal ini membicarakan bagaimana
kesan-kesan dimasak diolah dan dipahami.Fungsi jiwa yang melakukan hal ini
disebut fungsi apersepsi. Dalam hal ini Klages menemukan adanya beberapa
perbedaan :
1) Apersepsi Pasif – Aktif
a) Golongan pasif
Cakap menerima kesan tapi tidak cakap dalam
menolah kesan-kesan tersebut.Biasanya kurang dapat menimbang-nimbang,hidup
dalam fantasi dan menyerah pada intuisi saja.
b) Golongan aktif
Cakap menerima kesan dan kecakapan
apersepsinya besar sehingga tidak mudah memberikan tafsiran yang tidak
semestinya terhadap suatu kesan.Bahayanya orang ini dikuasai oleh formalisme.
2) Apersepsi Hayati ( vital)
dan Rohani ( spiritual)
a) Golongan hayati (
vitalistik )
Orang-orang yang selalu didorong oleh
kebutuhan-kebutukan hidup vital.
b) Golongan rohani
Dikuasai oleh kerohaniannya. Orang ini
adalah lawan dari intuisi murni.
3) Apersepsi Subjektif dan
Objektif
a) Golongan subjektif
Orang yang dalam mengolah kesan dijiwai
oleh kepentingan sendiri sehingga hanya dapat menilai sebesar-besarnya pada
barang-barang atau orang-orang yang dapat memenuhi kepentingannya dibandingkan
penilaian lainnya termasuk terhadap kebenaran dan kenyataan
b) Golongan objektif
Orang yang dalam menilai sesuatu memisahkan
kenyataan yang harus dinilai sebagai kenyataan terpisah dari kenyataan untuk
subjek.
4) Apersepsi Pribadi ( person)
dan Masalah /Fakta (fact)
a) apersepsi pribadi
apabila orang dalam menghadapi kenyataan
lebih tertuju pada segi pribadinya,segi orangnya.
b) apersepsi masalah /fakta
apabila orang dalam melakukan apersepsi itu
merasaa lebih tertarik kepada segi masalahnya
5) Apersepsi kongkret dan
Abstrak
a) Apersepsi kongkret
Orang yang berpikir secara kongkret
membutuhkan alat-alat kongkret : peragaan, ilustrasi dsb
b) Apersepsi abstrak
Orang yang berpikir secara abstrak tidak
membutuhkan alat-alat bantuan,cukup dengan simbol, pengertian da kata-kata.
2. Struktur Kepribadian
Struktur dipandang
sebagai sifat-sifat bentuknya atau sifat-sifat formalnya. Bagaimana terjadinya
perbedaan tingkah laku seseorang ? Menurut Klages perbedaan itu harus ditinjau
dari sudut adanya dua kekuatan yang saling berhadapan satu sama lain. Dua
kekuatan itu ialah kekuatan pendorong dan kekuatan penghambat. Perimbangan
antara dua kekuatan inilah yang menentukan tingkah laku seseorang. Dalam hal ini
Klages bekerja dalam rumus bangun sbb:
T = D/H
dimana : T : adalah tingkah laku
D : adalah kekuatan
pendorong atau dorongan
H : adalah kekuatan
penghambat atau hambatan
Sebagai ilustrasi keadaan
seseorang dengan rumus bangun
Normal D/H = T = 1
Lebih dari normal 2D/H = T =2
Kurang dari normal D/2H =
T = ½
Jadi T yang lebih dari
normal itu dapat terjadi oleh dua kemungkinan, yaitu :
Dorongannya bertambah
besar ataU Hambatannya bertambah
kecil
Ada tiga soal yang
dikemukakan Klages dalam struktur yaitu
a. Temperamen
Klages melukiskan
temperamen itu sebagai sifat daripada struktur. Dapat kita lihat dengan
membandingkan temperamen sanguinis dan phlegmatis.
Sanguinis
Orang-orang yang biasanya
disebut sanguinis menunjukkan sifat-sifat yang tak kenal lelah dengan kuatnya
menuju ke suatu tujuan yang disadarinya benar-benar.Ada juga orang sanguinis
yang banyak ” pertingkah”, mudah berubah dan mudah tertarik oleh hal-hal lain. Daya
reaksi yang tinggi pada orang sanguinis berakar pada hasrat bergerak (bereaksi
). Selain itu suasana perasaan ( stimung ) juga memberikan corak-corak tertentu
dalam tindakan sanguinis. Akan tetapi jika daya reaksi yang ringan itu disertai
dengan suasana perasaan yang murung,maka akan dijumpai seorang sanguinicus yang
melankholis.
Antara sifat-sifat
struktur dan materi itu banyak terdapat hubungan ( afinitas ) , sehingga ada
seorang sanguins yang besar sekali dinamika berpikirnya , lebih abstrak dan
mempunyai kecakapan berpikir spekulatif.
Phlegmatis
Orang –orang ini
menunjukkan sifat-sifat serba lambat tidak punya minat dan apatis, disamping
itu ada juga orang-orang phlegmatis yang suka bertindak, tetapi sekali menyala
harus memenangkan kekuatan yang besar. Pada pokoknya sifat-sifat seorang yang
bertemperamen phlegmatis adalah kebalikan daripada orang yang bertemperamen
sanguinis. Temponya lambat, suasana hatinya depresif, daya reaksi berat. Keinginan
untuk selingan dan perubahan sedikit sekali dan kerapkali menunjukkan
sifat-sifat sangat teliti dan penuh pertimbangan kesusilaan. Seorang phlegmatis
lebih tertarik kepada kenyataan-kenyataan, berpikirnya kongkret dan kadang
kurang dinamikanya.
b. Perasaan
Tiap-tiap perasaan
mempunyai dua sifat pokok :
1) di dalam tiap perasaan
terletak kegiatan batin ( inner activity )
2) di dalam tiap perasaan
terdapat corak perasaan yaitu taraf-taraf kejelasannya
Kegiatan batin adalah
daya untuk membeda-bedakan keinginan yang terkandung dalam perasaan, menurut
Klages dalam tiap perasaan itu terkandung keinginan. Adapun keinginan itu pada
pokoknya ada dua macam yaitu keinginan menolak dan keinginan menerima. Selanjutnya
secara luas Klages mengupas masalah perasaan. Dalam perasaan dibedakannya afek
dan suasana perasaan ( stimmung ).
Ditinjau dari fungsinya,
ada dua hal dalam susana perasaan itu ,yaitu :
1) suasana perasaan yang
ekspansif,arahnya tertuju ke luar, sentrifugal
2) suasana perasaan yang
depresif,arahnya tertuju ke dalam, sentripetal
Suasana perasaan yang ekspansif bercampur
dengan daya reaksi yang berat menimbulkan sikap yang tidak tenang.Suasana
perasaan yang depresif ditambah dengan daya reaksi yang berat menghasilkan
apati ( putus asa) dan kelesuan
Tentang afek Klages
menemukan adanya tiga sifat yaitu
1) afek yang pasif :
terdapat rasa takjub dan terharu
2) afek yang aktif : bekerja
nafsu-nafsu kebencian dan nafsu kelamin
3) afek yang reaktif : rasa
kasihan
Sejalan dengan afek itu,
Klages juga membagi kemauan menjadi tiga sifat, yaitu :
1) aktif
Kemauan yang aktif adalah kemauan yang
selalu bergerak dari sesuatu tujuan ke tujuan lainnya
2) pasif
Kesanggupan untuk berkemauan,bertekun dan
menanti terutama berdasarkan kepada kemauan yang pasif
3) reaktif
Kemauan menampakan diri dalam bentuknya
yang reaktif dalam sifat keras kepala dan keras hati
c. daya ekspresi
Manusia mempunyai
dorongan-dorongan nafsu. Dorongan-dorongan nafsu ini adalah proses jiwa. Pernyataan
proses-proses kejiwaan itu disebut secara teknis ekspresi. Juga ekspresi ini
pun sebagai sifat struktur tergantung kepada dua kekuatan yang saling
berlawanan, yaitu keadaan perangsang dan hambatan untuk ekspresi. Apakah yang
menjadi hambatan ekspresi ? Menurut Klages hambatan itu tidak lain dan tidak
bukan adalah penguasaan diri.
3. Kualitas Kepribadian (
Sistem Dorongan-dorongan )
Antara kemauan dan
perasaan terjadilah perlawanan atau kebalikan yang sedalam-dalamnya. Perlawanan
( antagonisme ) inilah yang menjadi dasar dari sistem dorongan-dorongan Klages.
Adapaun pertimbangan
Klages adalah sebagai berikut:
Dalam kemauan menonjollah
aktivitas, bangunnya Sang ’aku’ mempertahankan diri sekuat tenaga, sedang dalam
perasaan tersembunyilah hal melupakan diri, meniadakan diri, meleburkan diri. Dalam
perasaan ”AKU” pasif saja.
Kemauan dapat mengikuti
atau melawan perasaan, tetapi tidak dapat memanggilnya atau menimbulkannya. Persaan
baru dapat dibangkitkan bilamana kemauan dilumpuhkan atau ditundukkan.Sifat
kemauan adalah aktifitas, kebebasan, sedangkan sifat perasaan adalah
bergantung, berhubungan. Kemauan adalah pernyataan nafsu mempertahankan diri.
Jadi ada dua nafsu yaitu
nafsu mempertahankan diri dan nafsu menyerahkan diri. Yang menjadi pendukung
prinsip ke ” AKU ” an , daya persepsi tindakan yang menarik garis pemisah
antara subjek dan objek adalah roh ( geist ), yang menempatkan diri berhadapan
dengan dunia sekitarnya, sedangkan yang menjadi pendukung perasaan tersebut
adisebut oleh Klages jiwa ( seele ).
Apabila ditinjau secara
teoritis murni, ada dua bentuk kepribadian yaitu :
a. Kepribadian yang dikuasai
oleh roh ( der Geist )
b. Kepribadian yang dikuasai
oleh jiwa.
Sistem dorongan-dorongan
berkisar pada tiga pengertian besar yaitu :
1) Penguasaan diri
2) Nafsu rohaniah
3) Hawa nafsu
Dalam mengupas teorinya
tentang sisitem dorongan-dorongan itu Klages mengemukakan tabel yang disusunnya
sampai mengunsur :
Penyerahan diri : Aku
umum ( stabil ) = roh
Nafsu rohaniah Pertahanan diri
Keinsyafan Aku
Penyerahan diri:
Aku pribadi
Hawa nafsu Pertahanan d
iri :
egoisme
Komentar
Posting Komentar