PENDAHULUAN
Tumbuh kembang remaja pada zaman sekarang
sudah tidak bisa lagi dibanggakan. Dilekuensi yang terjadi akhir-akhir ini di
provinsi Kalimantan Timur sudah pada taraf tindakan kriminalitas yang dampaknya
tidak saja pada pelaku dan korban akan tetapi mencakup aspek sosial dan
lingkungan diantaranya tawuran, pemerkosaan yang dilakukan para pelajar,
pemakaian narkoba, pengerusakan fasilitas umum dan lain-lain.
Remaja yang seharusnya menjadi
generasi penerus bangsa kini tidak lagi bisa menjadi jaminan untuk kemajuan
Bangsa dan Negara. Bahkan perilaku mereka cenderung merosot hingga menyebabkan
mereka menjadi seseorang yang tidak dapat bertanggung jawab atas diri mereka
sendiri.
Dan hal ini sungguh sangat
disayangkan sekali remaja yang seharusnya dapat menjadi generasi penerus Bangsa
dan Negara kita malah justru berperilaku seperti premanisme yang jika tidak
dibina dan diberikan arahan, tidak menutup kemungkinan 20 tahun kedepan bangsa
ini miskin akan sosok-sosok pemimpin yang intelektual, kreatif dan berakhlak.
Permasalahan diatas terjadi bukan
hanya tanggung jawab para orang tua dan lembaga pendidikan yang ada akan tetapi
semua elemen memiliki tanggung jawab yang sama untuk memperbaiki perilaku para
remaja sehingga permasalahan dilekuensi tidak berlarut-larut tanpa adanya usaha
pembinaan yang terencana.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)
adalah salah satu organisasi masyarakat yang peduli terhadap delikuensi
yang terjadi di Indonesia dan yang lebih khususnya di provinsi Kalimantan
Timur. Sebagai salah satu organisasi yang bergerak di bidang pelajar,
IPM memiliki strategi untuk dapat memperjuangkan agar delikuensi
khususnya
dikalangan pelajar dapat diatasi di provinsi Kalimantan Timur. Serta sebagai
wadah para pelajar IPM memliki nilai-nilai strategi gerakan yang digunakan sebagai sarana untuk mengatasi dilekuensi.
Strategi gerakan kritis
transformatif IPM adalah cara praktis bagi IPM untuk melakukan gerakan-gerakan
real yang sesuai dengan basisnya. Harapannya, strategi gerakan ini menjadi
pintu pembuka agar nilai-nilai yang ada dalam IPM bisa segera dijalankan oleh
para pelajar di tingkat sekolah. Dengan strategi ini, IPM bisa menanamkan
nilai-nilai perjuangannya kepada parakaderdan anggotanya. Dan diharapkan pada strategi gerakan ini dapat mengatasi dilekuensi para
pelajar yang berada di kalimantan timur.
ISI
Gerakan
Kritis Transformatif IPM
Gerakan kritis
transformatif adalah cara praktis bagi IPM untuk melakukan gerakan-gerakan riil
yang sesuai dengan basisnya. Harapannya, strategi gerakan ini menjadi pintu
pembuka agar nilai-nilai yang ada dalam IPM bisa segera dijalankan oleh para
pelajar di tingkat sekolah. Dengan strategi ini, IPM bisa menanamkan
nilai-nilai perjuangannya kepada parakaderdan anggotanya.
Di dalam
mewujudkan strategi gerakan ada enam strategi gerakan IPM yaitu :
1.
Strategi
gerakan keislaman
2.
Strategi
gerakan kader
3.
Strategi
gerakan intelektual
4.
Strategi
gerakan budaya
5.
Strategi
gerakan kewirausahaan
6.
Strategi
gerakan kemasyarakatan
Dari ke enam strategi gerakan di atas, apakah strategi
diatas dapat diterapkan dalam mengatasi delikuensi pada saat ini, khususnya
yang terjadi pada pelajar di Kalimantan Timur. Berikut adalah gambaran strategi
pergerakan yang akan dilakukan oleh ikatan pelajar kalimantan timur untuk
mengatasi delikuensi.
|
Menurunnya Delikuensi
|
Dari gambaran diatas dapat di uraikan bahwa dari ke enam
strategi diatas mampu untuk mengatasi dilekuensi yang terjadi pada para pelajar
di kalimantan timur.
1.
Strategi
gerakan keislaman
IPM
adalah gerakan Islam yang menegakkan nilai-nilai tauhid di muka bumi ini.
Nilai-nilai tauhid yang telah diperjuangkan oleh para nabi sejak Nabi Adam AS
hingga Muhammad SAW. Tauhid yang berisi ajaran amar ma’ruf (humanisasi dan
emansipasi), nahi munkar (liberasi/pembebasan) dan beriman ke pada allah
(spiritualisasi). Tiga nilai itulah yang menjadi dasar bagi IPM untuk
menjadikan Islam sebagai agama yang transformatif, agama yang kritis terhadap
realitas sosial, pro-perubahan, anti-ketidakadilan, anti-penindasan,
anti-pembodohan serta memihak pada nilai-nilai kemanusiaan. Singkatnya, itulah
yang dinamakan Islam transformatif yang menjadi cara pandang IPM dalam berjuang
dan harus tertanam kuat pada setiap diri kader IPM.
Untuk
mewujudkan IPM menjadi gerakan kritis, maka strategi keislaman yang harus kita
bangun adalah Islam yang dinamis. Internalisasi Islam transformatif dalam diri
kader dan gerakan menjadi syarat mutlak. Semakin kader memahami apa itu Islam
transformatif, maka semakin radikal (mendalam) pula pemahaman mereka dalam
merealisasikan gerakan kritis IPM di ranah perjuangan. Selama kader-kader kita
belum memahami apa itu Islam transformatif, maka selama itu pula gerakan kritis
IPM akan mengalami stagnasi. Karena pemahaman Islam transformatif merupakan
dasar bagi terbangunnya ideologi gerakan kritis IPM.
Di dalam
mewujudkan strategi gerakan keislaman ada usaha untuk mewujudkannya yaitu sebagai berikut;
1.
Membangun
tradisi pengkajian Islam berparadigma kritis-transformatif.
2.
Mendistribusikan
wacana Islam transformatif secara massif di internal kader di seluruh struktur.
3.
Membuat
public sphere (ruang publik) sebagai
forum dialektika pengetahuan, pemahaman, praktek keberislaman transformatif
antarkader baik dalam bentuk pengajian, diskusi rutin, atau di ruang maya
(internet).
Sebagai strategi pertama yaitu gerakan keislaman
diharapkan pada pergerakan ini dapat mengatasi dilekuensi pada para pelajar di
kalimantan timur dengan melakaukan pergerakan penanaman pada nilai-nilai
keislamanan dan pembekalan pada akhlak yang baik kepada seluruh pelajar di
kalimantan timur.
Penanaman nilai-nilai islam dalam pergerakan ini dapat
dilakukan dengan meletakkan dasar-dasar keimanan, kepribadian, dan budi pekerti
yang terpuji dan kebiasaan ibadah yang sesuai kemampuan anak sehingga menjadi
motivasi bagi anak untuk bertingkah laku.
Setelah terlaksananya penanaman nilai-nilai keislaman
diharapkan agar dapat mengatasi dilekuensi pada para pelajar karena jika para
pelajar memilki keimanan, kepribadian, dan budi pekerti yang sesuai kemampuan
para pelajar sehingga dapat membuat mereka menjadi termotivasi untuk melakukan
hal yang adaptif.
Pergerakan keislaman selanjutnya diarahkan pada penanaman
nilai-nilai keakhlakan. Menurut Al-Ghazali akhlak adalah keadaan jiwa yang mantap
dan bisa melahirkan tindakan yang mudah, tanpa membutuhkan pemikiran dan
perenungan (Hasan Asari, 1999:86).
Mengingat pentingnya akhlak dalam mengatasi dilekuensi
maka dari itu perlu adanya penanaman nilai-nilai akhlak tersebut kepada para
pelajar. Menurut Muhammad Al-Ghazali dalam buku “Akhlak Seorang Muslim”
penanaman nilai-nilai akhlak dapat dilakukan dengan menjadikan seseorang
tersebut beriman kepada Allah, berlaku jujur, menunaikan amanat, ikhlas, ni’mat
berbicara apa adanya, bermurah hati, sabar, hidup hemat, malu, dan berkasih
sayang.
Setelah nilai-nilai akhlak tersebut dapat tertanam di
kalangan para pelajar dan menjadikan pelajar menjadi pelajar yang berakhlak
mulia maka dilekuensi pada para pelajar di kalimantan timur dapat teratasi.
Berikut gambaran strategi dalam gerakan keislaman di kalimantan timur.

2.
Strategi
gerakan kader
IPM adalah gerakan
kader dimana kaderisasi merupakan tugas utama IPM dan juga sebagai media
internalisasi nilai-nilai gerakan pada setiap kader. Tanpa adanya kaderisasi,
maka menjadi faktor utama lemahnya gerakan. Dengan adanya kaderisasi yang
disiplin, sistematik, dan berorientasi pada masa depan diharapkan mampu
menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks. Dalam kaderisasi yang ideal inilah
nilai-nilai Islam kritis-transformatif dapat terus ditanamkan.
Dalam mewujudkan
strategi gerakan kader terdapat usaha-usaha yang musti direalisasikan yaitu
sebagai berikut;
1.
Disiplin
menerapkan pengkaderan dalam setiap tingkatan.
2.
Memperbanyak
aktivitas-aktivitas perkaderan, baik bersifat formal maupun informal.
3.
Melakukan
pendampingan intensif terhadap kader-kader.
4.
Memberi
wadah aktualisasi potensi bagi para kader sesuai dengan minat dan bakat.
Dilekuensi yang terjadi pada para pelajar kalimantan
timur disebabkan oleh kurangnya percontohan atau figure seseorang yang baik
dalam kehidupan sehari-hari mereka sehingga mereka selalu salah dalam mencontoh
perbuatan mereka, karena kedudukan para remaja adalah masa dimana mereka masih
mencari jati diri mereka maka dari penting adanya sosok figure yang baik untuk
mereka jadikan tauladan.
Dalam menghadapi masalah tersebut ikatan pelajar
muhammadiyah kalimantan timur berusaha menjadi sebuah role model bagi para
pelajar agar dapat mengatasi masalah dilekuensi. Dalam melakukan usahanya
menjadi role model ikatan pelajar muhammadiyah kalimantan timur mengembangkan
sistem pendampingan kader yang dilakukan agar dapat mengontrol dilekuensi para
pelajar.
Dengan adanya pendampingan tersebut diharapkan agar para
pelajar dapat menjadi yang lebih baik karena mereka melihat adanya seseorang
yang mereka contoh. Karena pendamping yang dipilih dalam mendapingi seorang
pelajar adalah seorang yang dianggap dapat menjadi seorang figure, oleh karena
itu dalam pemilihan seorang pendamping ikatan pelajar muhammadiyah sangat
berhati-hati.
Selain pendampingan kader yang di lakukan oleh ikatan
pelajar muhammadiyah kalimantan timur, para pelajar kalimantan timur juga
melakukan pelatihan kader taruna melati yang bertahap disetiap tingkatannya
dari pimpinan ranting hingga wilayah sendiri yang terdapat di kalimantan timur.
Sesuai dengan apa yang menjadi tujuan perkaderan sendiri
adalah membentuk kader IPM yang kreatif dalam menganalisis dan menangani
problem-problem kemanusiaan pelajar di era globalisasi dengan dikuasainya
berbagai pendekatan keilmuan, serta dilandasi dengan etika islam yang obyektif
dan Al-Qur’an serta As Sunnah. Semua tindakannya dilakukan untuk kemanusiaan
tanpa memandang etnis, suku, ras, golongan, dan agama (SPI 2014:37).
Keberadaan perkaderan yang menjadi salah satu cara ikatan
pelajar muhammadiyah dalam memandu para pelajar untuk dapat menciptakan para
pelajar yang kreatif dalam memcahkan masalah dan menghadapi masalah di era
globalisasi ini dengan berlandaskan Al-Qur’an dan As Sunnah.
Dengan terciptanya para pelajar yang seperti itu maka
akan mudah bagi ikatan pelajar muhammadiyah dalam mengatasi dilekuensi pada
para pelajar kalimantan timur. Berikut adalah gambaran umum bagaimana strategi perjuangan
kader yang diterapkan ikatan pelajar muhammadiyah kalimantan timur dalam
mengatasi dilekuensi.

3.
Strategi
gerakan intelektual
Karakter
intelektual mempunyai ciri berfikir dan bertindak secara ilmu-iman-amal,
iman-ilmu-amal, amal-ilmu-amal secara dialektis. Tidak memandang remeh salah
satu di antara ketiga dimensi tersebut (ilmu-iman-amal), tetapi memandang
ketiganya sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi dan harus dimiliki oleh
setiap kader.
Kader yang mampu
mendialektikakan ketiga dimensi itu dalam ranah perjuangan dapat kita sebut
sebagai intelektual kritis-transformatif. Yaitu kader yang bukan hanya pandai
berteori atau shaleh ritual atau melakukan kerja-kerja teknis organisatoris
saja, tapi kader yang mempunyai wacana pemikiran radikal (mendalam), juga shaleh
sosial dan partisipasi aktif mewujudkan perubahan sosial. Kader-kader yang
mempunyai ciri-ciri seperti inilah yang nantinya mampu menjadi pelopor gerakan
kritis-transformatif.
Usaha-usaha untuk mewujudkan IPM sebagai
Gerakan Intelektual ;
1.
Mentradisikan
membaca sebagai aktivitas wajib kader.
2.
Melatih
berfikir filosofis atau radikal (mendalam).
3.
Menulis
sebagai media untuk menuangkan ide-ide yang ada di dalam pikiran.
4.
Membuat
ruang dialektika, diskusi, dan sharing sebagai media berlatih berfikir dan
bertindak kritis.
5.
Merealisaikan
pemikiran dalam sebuah tindakan serta merefleksikannya sebagai langkah untuk
menteorisasikan kembali pengalaman-pengalaman lapangan yang diperolehnya.
Penerapan
strategi gerakan intelektual di Kalimantan Timur para pimpinan wilayah ikatan
pelajar muhammadiyah di Kalimantan Timur berusaha untuk membangkitkan niat baca
di kalangan pelajar dengan cara membumikan gerakan membaca satu bulan satu buku
di setiap sekolahan. Bukan hanya membumikan gerakan membaca tetapi juga gerakan
menulis di berbagai tempat seperti madding sekolah, media, dll.
Dalam
merealisasikan gerakan tersebut ikatan pelajar Muhammadiyah Kalimantan Timur juga memberikan wadah agar
para pelajar mampu menuangkan ide-ide meraka dalam sebuah bentuk diskusi public
yang membahas permasalah-permasalahan yang terjadi di kalangan pelajar, hal ini
diharapkan agar para pelajar mampu memahami kemampuan berpikir kritis yang
telah mereka miliki dan mampu menambah wawasan para pelajar agar dapat menjadi pelajar yang memilki pemikiran
intelektual yang tinggi.
Semua
gerakan yang dilakukan diatas adalah salah satu bentuk agar para pelajar mampu
berpikir dan dapat mengerti tanggung jawab yang mereka miliki sekarang dan
menjauhi apa yang sebenarnya tidak mereka lakukan. Seperti dilekuensi yang
sekarang adalah menjadi topic pembicaraan yang hangat dalam sebuah diskusi yang
dilakukan para pelajar.
Dengan
adanya gerakan diatas memungkinkan para pelajar yang berada di Kalimantan Timur
akan menjadi pelajar yang baik dan berakhlak karena dengan adanya gerakan
membaca para pelajar mampu memahami keilmuan dan dapat membuka wawasan para
pelajar sehingga para pelajar mampu membedekan apa yang perlu dijauhi dan apa
yang perlu dilakukan.
Penyadaran
akan pelajar bukan hanya dengan melakukan gerakan membaca tetapi juga dengan
menulis karena dengan menulis para pelajar dapat menuangkan ide-ide mereka
sehingga dapat menjadikan para pelajar kita semakin cerdas dengan bersikap
asertif dalam bentuk tulisan sehingga teciptanya pelajar yang inteluktual dalam
hal mengatasi kenakalan para pelajar yang terjadi di Kalimantan Timur .
Ketika
para pelajar sadar akan tanggung jawab mereka, maka dengan sendirinya para
pelajar akan mengetahui mana perbuatan yang buruk dan perbuatan yang baik,
dengan kesadaran yang mereka miliki diharapkan mampu untuk membantu menciptakan
pelajar yang berakhlak mulia yang jauh dari segala bentuk dilekuensi. Berikut adalah gambaran gerakan strategi gerakan intelektual ikatan
pelajar muhammadiyah kalimantan timur.

4.
Strategi
gerakan budaya
Sebagai
gerakan pelajar, IPM pun harus mampu membangun tradisi kebudayaan yang kritis-transformatif.
Budaya kritis-transformatif adalah budaya yang disemangati oleh nilai-nilai
amar ma’ruf, nahi munkar, dan tu’minuna
billah. Budaya terbentuk dari tiga unsur; 1) Sistem ide, gagasan, dan
pemikiran 2) Sistem tindakan dan 3) Sistem artefak. Ketiga unsur itu merupakan
satu kesatuan dan kesatuan itu harus merepresentasikan nilai-nilai
transformatif.
Seni
merupakan jenis budaya yang cukup strategis untuk dikembangkan di kalangan
pelajar serta dijadikan sebagai alat perjuangan bagi IPM. Seni yang mampu
membangun kritisme terhadap realitas sosial, menyuarakan kepedihan penindasan
dan ketidakadilan, membangun semangat perlawanan terhadap kedhaliman serta seni
yang mampu menghadirkan Tuhan yang berjuang bersama untuk menegakkan
nilai-nilai kemanusiaan. Nilai-nilai seni tersebut dapat diwujudkan dalam
bentuk karya lagu, puisi, cerpen, novel, drama, teater, lukisan, poster, kaos,
karikatur, monolog dan sebagainya yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai
keislaman.
Untuk
mewujudkankan seni yang kritis dibutuhkan kader-kader yang secara serius
mengelutinya. Mereka inilah yang nantinya bertanggung jawab membangun counter culture terhadap hegemoni budaya
kapitalis. Membuat genre baru tentang kebudayaan yang kritis. Tapi yang menjadi
perhatian kita adalah, bahwa selama ini kita belum mampu memproduksi
artefak-artefak seni budaya yang dikenal dan cukup mempengaruhi masyarakat atau
bahkan gerakan kita sendiri.
Usaha-usaha yang
dapat kita lakukan ;
1.
Membangun
komunitas seni-budaya yang bernuansa kritis.
2.
Memproduksi
artefak-artefak seni dan budaya dalam berbagai hal (lagu, puisi, cerpen,
karikatur, lukisan, kaos, poster, pin, sticker dll) yang isinya bermuatan
nilai-nilai kritis.
3.
Mendistribusikan
bentuk-bentuk seni dan budaya lokal secara massif di kalangan pelajar.
4.
Apresiasi
terhadap artefak-artefak tersebut baik untuk kader-kader kita maupun orang
lain.
Penerapan
strategi gerakan budaya di Kalimantan Timur berusaha dalam menciptakan
komunitas-komunitas yang bernuansa seni dan budaya yang memiliki pemikiran yang
kritis. Namun dengan kurangnya sendiri pelajar yang terampil di dalam lingkup
sekolah dan masyarakat sehingga tidak memungkinan pimpinan wilayah Kalimantan
Timur dapat mewujudkannya. meskipun demikian semangat para anggota pimpinan
wilayah Kalimantan Timur tidak pudar, mereka selalu berusaha untuk mencari
kader yang terbaik dalam lingkungan para pelajar.
Jika
memang tidak memungkinkan untuk dapat membuat komunitas-komunitas maka pimpinan
wilayah Kalimantan Timur berinisiatif agar para pelajar tidak terjebak dalam
budaya para pelajar sekarang yang suka meniru budaya barat sehingga menyeret
mereka senidiri dalam dilekuensi, dan akhirnya pun
pimpinan wilayah Kalimantan Timur menciptakan berbagai macam lagu, puisi,
poster, pin dll yang bertujuan untuk mempublikasikan bahwa sebenarnya ikatan
pelajar Muhammadiyah itu sangat peduli terhadap para pelajar di Kalimantan
Timur.
Masalah
yang terjadi di Kalimantan timur sendiri menyeret berbagai macam golongan
budaya para pelajar yang sudah menjadi habit
para pelajar untuk mendorong mereka kearah jalan yang salah, sehingga
pimpinan wilayah ikatan pelajar Kalimantan Timur sendiri sebenarnya tidak kuat
untuk melakukan segalanya sendiri tanpa adanya dorongan dari orang tua dan
masyarakat untuk membantu menyadarkan budaya yang selama ini mereka anut adalah
budaya yang salah.
Jika
demikian gerakan yang kita lakukan bukan hanya penyadaran terhadap para pelajar
saja tetapi juga penyadaran terhadap kalangan masyaratakat yang tidak mengerti
arti dari budaya yang mereka miliki sebenarnya perlu diperbaiki, sehingga dapat
menjauhkan para pelajar dari segala bentuk kejahatan, narkoba, dan kenakalan
para pelajar.
Maka
dari itu pimpinan wilayah Kalimantan Timur menjadi salah satu wadah pergerakan
budaya yang menjadikan para pelajar sadar akan segala sesuatu yang merugikan
dan dapat menyebabkan mereka terseret ke dalam kemungkaran dan rusaknya akhlak. Berikut adalah strategi gerakan gerakan budaya yang dilakukan ikatan
pelajar kalimantan timur.

5.
Strategi
gerakan kewirausahaan
Salah
satu bentuk dari kemandirian gerakan IPM adalah adanya keterampilan pada bidang
tertentu. Hal ini sebagai bekal kader IPM ke depan maupun organisasi IPM itu
sendiri. Dengan bekal kemandirian inilah, IPM mampu mencetak kader yang
memiliki bekal mandiri di hidupnya yang akan datang. Kemandirian itu diwujudkan
dalam bidang kewirausahaan. Kita masih ingat, kelahiran Muhammadiyah karena
para pedagang yang sukses. K.H. Ahmad Dahlan pun seorang pedagang. Karena itu,
sejak di bangku sekolah, IPM harus mencetak para kader yang memiliki
kemandirian dalam hidup.
Usaha mewujudkan
IPM sebagai Gerakan Kewirausahaan ;
1.
Menghidupkan
dan menumbuh kembangkan koperasi sekolah yang dikelola oleh siswa/IPM ranting
sekolah.
2.
Mengadakan
forum-forum diskusi tentang dunia kewirausahaan sebagai bekal dan modal dalam
berusaha di masa yang akan datang.
3.
Melakukan
kunjungan-kunjungan ke pusat-pusat pemberdayaan ekonomi, agar para siswa mampu
belajar kepada perusahaan-perusahaan tersebut.
Penerapan
strategi gerakan kewirausahaan yang dilakukan pimpinan wilayah Kalimantan Timur
dalam mengatasi dilekuensi dapat dilihat dari pergerakan yang melibatkan para pelajar
agar dapat hidup secara mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Hal ini
dimaksudkan agar para pelajar tidak terjerumus terhadap hal-hal yang merugikan
sehingga membuat para pelajar menjadi kehilangan jati dirinya sendiri. Oleh
sebab itu perlu adanya pembekalan kewirausahaan terhadap para pelajar agar
pelajar dan menjadi pelajar yang mandiri.
6.
Strategi
gerakan kemasyarakatan
Sebagai salah satu
gerakan sosial, IPM bercita-cita mengangkat harkat dan martabat manusia
(khususnya pelajar) dalam kondisi yang lebih manusiawi, adil, damai, dan
sejahtera. Apabila ada dehumanisasi,
ketidakadilan, diskriminasi, penindasan, dan pembodohan IPM akan bersuara
lantang dan maju ke depan untuk melakukan perubahan, baik itu dengan
penyadaran, pendampingan, pemberdayaan, maupun perlawanan.
Cara agar IPM
menjadi Gerakan Kritik terhadap realitas ;
1.
Terlibat
aktif bersama rakyat dalam pergulatan sosial untuk menemukan problem sosial.
2.
Mampu membaca dan mengenali stakeholders
(pihak-pihak yang terkait dalam masyarakat) sehingga IPM bisa memetakan
posisinya.
3.
Dapat
menjelaskan bagaimana relasi/hubungan yang terjadi dalam stakeholders dan
realitas sosial tersebut, apakah ada yang dirugikan atau ada yang untungkan?
Ada yang ditindas-ada yang menindas? Kalau relasi timpang itu terjadi apa yang
harus dilakukan IPM?
4.
Melakukan
pendidikan politik bagi pelajar secara massif, khususnya tentang apa itu
negara, apa tujuannya, serta relasinya dengan rakyat dalam perbincangan
politik.
5.
Merespon
wacana-wacana politik kontemporer dalam perspektif politik advokatif.
6.
Melakukan
aksi-aksi advokatif untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.
Salah
satu penerapan strategi gerakan kemasyarakatan pimpinan wilayah ikatan pelajar
Muhammadiyah Kalimantan Timur dalam mengatasi dilekuensi khususnya pelajar
adalah dengan cara membuat diskusi umum dalam sebuah kegiatan eksternal tentang
problem sosial yang terjadi dalam sebuah masyarakat yang mengakibatkan dapat
terjadinya dilekuensi terhadap para
pelajar di Kalimantan Timur.
Serta
mengarjakan kepada para pelajar agar dapat beradaptasi kepada lingkungan
sekitar dengan damai dan tentram agar terciptanya lingkungan yang nyaman, jika
para pelajar mampu memahami lingkungannya dengan baik maka dilekuensi yang
terjadi di kalangan para pelajar pun akan dapat mudah dikontrol.
Selain
hal diatas ikatan pelajar Muhammadiyah Kalimantan Timur juga melakukan hal yang
menarik lainnya yaitu melakukan diskusi politik hingga melakukan aksi-aksi advokativ
yang bertujuan membela hak-hak para pelajar di Kalimantan Timur, hal ini
dilakukan agar para pelajar dapat tertarik dengan hal seperti ini dan dapat
mendorongnya untuk empati terhadap lingkungan sekitarnya khususnya para pelajar
Jika
pelajar dapat memiliki sikap empati maka akan mudah bagi ikatan pelajar
Kalimantan Timur untuk dapat mengontrol segala dilekuensi yang terjadi di
Kalimantan Timur sendiri, dan tentunya juga akan mudah bagi ikatan pelajar
Muhammadiyah Kalimantan Timur sendiri untuk dapat menggerakan pelajar untuk dapat
hidup dengan akhlak yang baik.
PENUTUP
Berdasarkan poin-poin diatas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi gerakan
kritis transformatif ikatan pelajar muhammadiyah yang diantaranya adalah
strategi gerakan keislaman, kader, intelektual, budaya, kewirausahaan, dan
kemasyarakatan. Dapat membantu pelajar dalam mengatasi dilekuensi yang sedang
terjadi di kalimantan timur diantaranya dengan menanamkan nilai-nilai islam dan
akhlak para pelajar, melakukan pendampingan dan perkaderan di kalangan para
pelajar agar menjadi seseorang yang memilii akhlak yang benar dan baik,
menumbuhkan minat (baca, menulis, dan diskusi), membentuk budaya kritis dalam
lingkungan para pelajar, menumbuhkan sikap mandiri para pelajar, dan
mengajarkan para pelajar untuk dapat mengadvokatif dan membina dilekunsi yang
terdapat pada para pelajar di kalimantan timur. Oleh karena itu, strategi
pergerakan kritis transformatif sangat baik sebagai sarana dalam mengatasi
dilekuensi terhadap para pelajar kalimantan timur.
Komentar
Posting Komentar